Camly - A Responsive Blogger Theme, Lets Take your blog to the next level.

This is an example of a Optin Form, you could edit this to put information about yourself.


This is an example of a Optin Form, you could edit this to put information about yourself or your site so readers know where you are coming from. Find out more...


Following are the some of the Advantages of Opt-in Form :-

  • Easy to Setup and use.
  • It Can Generate more email subscribers.
  • It’s beautiful on every screen size (try resizing your browser!)
by · No comments:

Candi Penanda Kejayaan Hindu di Indonesia

Candi Penanda Kejayaan Hindu di Indonesia

Bila Anda ke Yogyakarta, sempatkanlah mengunjungi salah satu situs warisan dunia UNESCO dan candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, Prambanan. Candi Prambanan adalah bangunan yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. 

Candi Penanda Kejayaan Hindu di Indonesia


Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bagian tengah area candi ini dibangun taman.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi. Oleh banyak kalangan Candi Prambanan kerap disebut sebagai Candi Loro Jonggrang.
roro jonggrang

Pada 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Kemudian pada 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa waktu kemudian Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.

Pada 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.

Pada 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada 1930. Pada 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga 1993.

Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Candi Penanda Kejayaan Hindu di Indonesia

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, Anda akan menemui empat ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara tiga ruangan lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, Anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga candi Brahma yang terletak di sebelah selatan candi Siwa, Anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah candi Garuda yang terletak di dekat candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.

Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa) 

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Prambanan, khususnya candi Brahma. Hingga saat ini perbaikan masih terus dilakukan dan beberapa di antaranya sudah rampung.

Untuk mencapai Prambanan, cukup mudah, dengan berbagai macam pilihan penerbangan Anda bisa sampai ke Yogyakarta dan dari pusat kota gudeg tersebut, Anda bisa menyewa mobil atau taksi menuju ke candi Prambanan dengan waktu tempuh sekitar setengah jam. 



Read More
by · No comments:

sejarah asal mula tari gambyong

Tari Gambyong Surakarta – Sejarah Seni Tari dari Surakarta Jawa Tengah

Tari Gambyong adalah Seni tari yang berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Asal mula tari Gambyong ini berdasarkan nama seorang penari jalanan (dalam bahasa jawanya penari jalanan disebut tledek, kadang terdengar kledek). Nama seorang penari ini adalah Gambyong. Ia hidup pada zaman Sinuhun Paku BUwono ke IV di Surakarta Sekitar tahun 1788 – 1820. Gambyong ini dikenal sebagai seorang penari yang cantik dan bisa menampilkan tarian yang cukup indah. Gambyong pun terkenal di seluruh wilayah Surakarta kemudian terciptalah Tari Gambyong. Jadi tari gambyong ini diambil dari Nama seorang Penari Wanita. 

sejarah asal mula tari gambyong



Tarian Gambyong ini merupakan salah satu jenis tari pergaulan di masyarakat. Seperti Tari Jaipong dari Jawa Barat yang juga merupakan tari pergaulan. Ciri khas dari pertunjukan tari gambyong ini adalah selalu dibuka atau di awali dengan gendhing pangkur sebelum tarian di mulai. Tari gambyong akan terlihat indah dan elok jika sang penari dapat menyelaraskan antara gerakan dan irama musik gendang. Karena, gendang sendiri umumnya disebut sebagai otot tarian dan pemandu gendhing. 


sejarah asal mula tari gambyong


Pada zaman dulu kala, yaitu pada zaman Surakarta. Instrumen pengiring tarian Jalanan (tledek) Gambyong ini dilengkapi dengan bonang dan gong. Galeman yang digunakan umumnya meliputi gong, kempul, kenong, kendang, gender, dan penerus gender. Semua instrumen tersebut selalu dibawa kemana-mana dengan cara dipikul.
sejarah asal mula tari gambyong

Read More
by · No comments:

Taman Laut terbesar di Indonesia Yang Indah dan Exotik

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

Inilah kecantikan Raja Ampat salah satu taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik yang mulai termasyhur itu. Terdiri dari 1500 pulau dan atoll, serta empat pulau besar, Raja Ampat menyimpan terumbu karang terlengkap di dunia. Belum lagi perairannya. Dengan air sebening kaca, dari tebing dengan ketinggian 100 meter, ikan-ikan di bawahnya pun bisa terlihat jelas.

Raja Ampat pun menjadi rumah bagi berbagai spesies burung cendrawasih, maleo, nuri, kakatua serta beragam anggrek. 

Menyelam adalah aktivitas favorit bagi mereka yang pergi menuju taman laut terbesar di Indonesia ini. Lihatlah foto-foto keindahan Raja Ampat di bawah ini:

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

taman laut terbesar di indonesia yang indah dan exotik

Read More
by · No comments:

pasar beringharjo yogyakarta malioboro yang sangat ramah

Pasar beringharjo yogyakarta malioboro yang sangat ramah

Pasar Beringharjo masih menjadi tujuan utama berbelanja buat mereka yang bertandang ke Yogyakarta. Meski di Jalan Malioboro juga terdapat banyak toko batik dan suvenir, tetapi mereka masih belum dapat menandingi pasar Beringharjo.
pasar beringharjo yogyakarta malioboro yang sangat ramah

Pada akhir pekan, lorong-lorong penjual batik di lantai dasar pasar ini pasti akan penuh sesak. Anda harus siap berdesakan dengan penjaja batik yang menawarkan dagangannya — juga dengan dua arus pengunjung yang berbelanja di lorong-lorong sempit itu.

Di pasar ini, Anda bisa berbelanja mulai dari batik yang sudah jadi (baik dalam bentuk kain, cap maupun tulis). Beragam motif batik seperti Lasem, Madura, Bantul juga tersedia. Bahkan pakaian santai, daster, celana longgar, sampai gaun-gaun dan kemeja batik resmi juga dapat dicari.

Salah satu tempat yang bisa jadi pilihan adalah gerai batik Soenardi. Mereka punya dua los di lantai dasar pasar ini; satu di sebelah selatan pasar dan satu lagi di utara. Kedua los itu menyediakan koleksi yang berbeda. Kain-kain batik tulis dijual seharga Rp 110 ribu, sementara cap dijual mulai dari Rp 70 ribuan.

Jika Anda ingin mencari batik khas Bantul (yang selalu berwarna coklat tua dengan sisa kain dibiarkan putih), ada sebuah kios yang khusus berjualan itu. Sayangnya, kios ini tidak bernama atau bernomor. Untuk mendapatkan kios ini, masuklah dari pintu utama pasar di bagian depan lalu belok kiri di lorong kelima. Kios batik khas Bantul akan ada di sisi kiri Anda, dijaga oleh dua ibu tua yang berkebaya, kain dan sanggul.

Anda tinggal memilih dari beragam motif klasik seperti sidomukti, kawung, parang dan galaran. Per lembar kain batik dijual seharga Rp 65 ribu. Penjual batik khas Bantul dengan bangga mengatakan, mereka tidak menjual batik cap di kios mereka.

Di lantai tiga pasar, Anda akan menemukan tas-tas anyaman dari eceng gondok. Desain dan pewarnaannya pun cukup modern serta bergaya. Tas kecil yang bisa memuat dompet dan telepon genggam serta pernak-pernik lain sudah bisa Anda dapatkan dengan harga Rp 15 ribu.

Jika barang antik adalah minat Anda, berjalanlah ke bagian utara pasar. Koin uang kuno (benggol) juga dijual per paket mulai dari Rp 15 ribu, tergantung kelangkaannya. Di sana, pernik dapur seperti penggiling kopi pun bisa Anda dapatkan dengan harga murah. Selain itu, masih ada rempah-rempah kering, berbagai macam jamu, beragam aksesoris baju pengantin, sampai penganan seperti cendol dan sate gajih (lemak) yang harumnya menyebar di lorong-lorong pasar.

Pasar Beringharjo sebenarnya bukan hanya soal berbelanja, tapi juga manusia-manusia di dalamnya. Salah satu yang paling mengesankan (sekaligus membuat terenyuh) adalah para penjaja jasa gendong belanjaan atau mbok-mbok gendong yang berusia renta (60 tahun ke atas). Anda bisa mengenali mereka dari selendang yang tersampir di salah satu bahu. Mereka juga kadang akan mendekati Anda untuk menawarkan jasa menggendong atau memanggul dengan imbalan beberapa ribu rupiah saja.
Read More
by · No comments:

Museum di Kota Tua Jakarta yang menawan


Museum di Kota Tua Jakarta yang menawan
Museum di Kota Tua Jakarta 

Bosan dengan kegiatan akhir pekan yang hanya diisi dengan kunjungan ke mal? Saatnya mencoba berwisata ke museum-museum di kawasan Kota Tua Jakarta. Kunjungan ke museum di Kota Tua Jakarta adalah alternatif kegiatan liburan yang murah sekaligus mendidik. Asyiknya lagi, beberapa diantaranya bisa dikunjungi tanpa membayar tiket alias gratis!

Ingin tahu museum apa saja yang ada di Kota Tua Jakarta?

Museum Wayang

Sebuah majalah wisata terkenal di tanah air menobatkan Museum Wayang Jakarta sebagai salah satu museum terbaik di Indonesia. Agaknya itu tidak berlebihan karena museum ini memang sangat menarik. Selain menampilkan koleksi wayang kulit dan wayang golek yang sudah kita kenal, museum ini juga memamerkan wayang-wayang kontemporer serta wayang dari luar negeri.

Pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia, wayang sempat digunakan sebagai alat propaganda politik. Tak heran kalau ada wayang berbentuk figur Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh-tokoh nasional lainnya. Selain itu, wayang juga pernah dijadikan alat penyebaran agama. Seorang pastor dari Surakarta pernah menggunakan wayang untuk menceritakan kisah-kisah dalam kitab Injil. Menariknya lagi, ia juga membuat gunungan wayang yang bergambar figur Yesus Kristus. Jangan lupa pula untuk melihat wayang boneka Si Unyil yang populer pada tahun 1980-an.

Setiap hari Minggu pada minggu kedua, minggu ketiga dan minggu terakhir setiap bulan, Museum Wayang menggelar pementasan wayang dengan dalang-dalang terkenal. Tontonan langka ini patut masuk dalam agenda kegiatan akhir pekan Anda!

Museum WayangJl. Pintu Besar Utara 27, Jakarta Barat
Telp.: 021 6927289
Jam buka: Selasa-Minggu, 09.00-15.00 WIB
Tiket masuk: Rp2000 (umum), Rp500 (pelajar)

Museum Bahari

Museum Bahari letaknya agak jauh dari museum lainnya di Kota Tua Jakarta. Jaraknya sekitar 1 km di sebelah utara stasiun kereta Jakarta Kota, tidak jauh dari Pasar Ikan. Kalau Anda kesulitan menemukan lokasinya, silakan tanya pada warga sekitar dengan berpatokan pada Pasar Ikan.

Kompleks Museum Bahari terdiri dari dua bangunan utama yang masing-masing memiliki dua lantai. Bangunan museum ini cukup bersih dan terawat, meski barang-barang koleksinya terlihat agak kusam.

Di lantai dasar, dipamerkan aneka replika kapal serta rangkuman sejarah maritim di Kepulauan Nusantara. Lantai satu memamerkan bagian-bagian kapal serta peralatan navigasi kuno. Sempatkan pula untuk melihat Menara Syahbandar yang pernah menjadi titik kilometer nol kota Jakarta. Jika Anda naik ke lantai paling atas menara ini, Anda bisa menyaksikan pemandangan pelabuhan Sunda Kelapa.

Museum BahariJl. Pasar Ikan 1, Jakarta Utara
Telp.: 021 6693406
Jam buka: Selasa-Minggu, 09.00-15.00 WIB
Tiket masuk: Rp2000 (umum), Rp500 (pelajar)

Museum Fatahilah

Warga kota Jakarta pasti sudah familiar dengan bangunan gedung Museum Sejarah Jakarta atau lebih populer disebut Museum Fatahilah. Gambar gedung museum ini sering menghiasi kartu pos, poster-poster serta halaman majalah. Meskipun sangat terkenal, belum semua warga Jakarta tertarik mengunjunginya. Padahal, museum ini adalah objek wisata yang wajib dikunjungi di kawasan Kota Tua.

Bangunan Museum Fatahilah selesai dibangun pada 1710 dan pernah menjadi kantor gubernur Hindia Belanda. Kompleks bangunan ini cukup luas, terdiri dari bangunan utama yang mempunyai tiga lantai serta dua bangunan sayap di bagian kiri dan kanan.

Kompleks ini juga memiliki ruang bawah tanah yang pernah digunakan sebagai penjara. Sampai sekarang ruangan penjara bawah tanah ini masih bisa dilihat, lengkap dengan rantai untuk mengikat kaki narapidana serta terali.

Museum Fatahilah menyimpan lebih dari 23 ribu barang koleksi yang terdiri dari koin kuno, keramik, mebel tua, lukisan, prasasti, serta artefak-artefak bersejarah lainnya. Koleksi museum ini yang paling menarik antara lain pedang eksekusi, meriam si Jagur yang berasal dari Makau, serta patung Hermes yang dulunya menghiasi jembatan di depan gedung Harmoni.

Museum Fatahilah (Museum Sejarah Jakarta)Jl. Taman Fatahilah 2, Jakarta Barat
Telp.: 021 6929101
Jam buka: Selasa-Minggu, 09.00-15.00 WIB
Tiket masuk: Rp2000 (umum), Rp500 (pelajar)

Museum Bank Mandiri


Barangkali Anda sudah sering lalu-lalang di depan Museum Bank Mandiri karena lokasinya sangat strategis: tepat berada di depan stasiun kereta api Jakarta Kota. Museum ini juga masuk daftar tempat-tempat yang harus dilihat di Kota Tua.

Koleksi yang ditampilkan Museum Bank Mandiri merupakan rekaman sejarah perkembangan dunia perbankan Indonesia. Barang-barang yang dipamerkan antara lain mesin hitung kuno, komputer dan printer yang berusia beberapa dekade, bahkan dipamerkan pula mesin ATM dari berbagai masa.
Museum Bank mandiri sangat menarik karena banyak menampilkan diorama yang mengantar imajinasi kita ke suasana kantor bank di masa lalu. Bagian yang paling menarik di museum ini adalah ruangan brangkas untuk menyimpan benda-benda berharga yang terletak di bawah tanah. Dulu, hanya nasabah kaya saja yang bisa masuk ke ruangan itu.

Museum Bank MandiriJl. Lapangan Stasiun 1, Jakarta barat
Telp.: 021 690200
Jam buka: Selasa-Minggu, 09.00-16.00 WIB
Tiket masuk: Rp2000 (umum), gratis untuk pelajar dan nasabah Bank Mandiri (tunjukkan kartu ATM Bank Mandiri)

Museum Bank Indonesia


Di antara museum-museum yang ada di kawasan Kota Tua, Museum Bank Indonesia boleh disebut sebagai museum yang paling modern. Ruangannya dilengkapi AC dengan barang-barang koleksi yang ditata apik seperti karya seni instalasi. Untuk menambah kesan modern itu, ruang pamer dilengkapi pula dengan monitor layar sentuh, video, proyektor serta perlengkapan audio yang menambah hidup suasana. Sangat menarik!

Museum ini merangkum sejarah Bank Indonesia sejak zaman Hindia Belanda hingga krisis moneter yang terjadi pada akhir 1990-an. Bagian yang paling menarik di museum ini adalah ruang nuministik yang memamerkan uang kertas serta koin dari berbagai zaman. Pengunjung juga bisa memasuki ruang penyimpanan deposit emas yang kini hanya diisi emas batangan tiruan. Lihat pula kaca patri cantik di tangga utama yang bergambar Hermes, dewa Yunani yang melambangkan kemakmuran.

Museum Bank IndonesiaJl. Lapangan Stasiun 3, Jakarta barat
Telp.: 021 2600158
Jam buka: Selasa-Kamis, 08.30-14.30 WIB, Jumat, 08.30-11.00 WIB, Sabtu-Minggu, 09.00-16.00 WIB
Tiket masuk: gratis
Selain museum-museum yang telah dibahas di atas, Kota Tua Jakarta juga memiliki Museum Seni Rupa dan Keramik yang lokasinya tidak jauh dari Museum Fatahilah. Namun museum ini tutup sampai Februari 2012 karena proyek pemugaran.



Read More
by · No comments:

Berakhir Pekan di Anyer, Carita, dan Labuhan

Kadang penduduk Jakarta dan sekitarnya bingung mencari tempat untuk menghabiskan akhir pekan mereka. Pusat perbelanjaan besar di Jakarta maupun factory outlet di Bandung dan Bogor sering menjadi sasaran.
Namun, bila Anda mencari tempat berakhir pekan yang lebih dekat dengan alam, Anyer, Carita, dan Labuhan di Banten bisa jadi pilihan.
Tiga puluh tahun yang lalu daerah Anyer dan sekitarnya merupakan primadona wisata bagi kaum urban Jakarta dan sekitarnya. Tempat ini juga sering dijadikan latar syuting film kala itu.
Sayangnya kemasyhuran kawasan ini seolah-olah tergerus oleh munculnya lokasi-lokasi wisata baru. Padahal, dari segi pemandangan, Anyer, Carita, dan Labuhan tidak terlalu berbeda dari beberapa dekade yang silam.
Pada dasarnya, Anda tinggal menuju ke kawasan ini dan memilih tempat menginap. Anda hampir dipastikan mendapat pemandangan pantai berpasir yang indah. Bila Anda ingin berakhir pekan di hotel-hotel favorit, ada baiknya memesan lebih dahulu.
Bila tempat menginap bukanlah masalah, ada banyak penginapan murah yang tidak perlu dipesan. Penginapan-penginapan murah ini berjajar dari selepas Kawasan Industri Krakatau, sepanjang Anyer, Carita, hingga ke Labuhan.
Salah satu keunggulan kawasan Anyer adalah tekstur pantai berpasir lembut, sehingga cocok untuk tempat bermain anak-anak. Banyak hotel yang berada persis di tepi pantai sehingga pantai ini seolah-olah milik pribadi. Di Carita, Anda juga dapat melihat Gunung Krakatau sebagai latar belakang.
Intinya, kawasan ini sangat cocok untuk didatangi bersama keluarga, maupun bagi Anda yang berpasangan.
Anyer, Carita, Labuhan memang menjual pantai sebagai komoditas utama wisata mereka. Selain itu, ada beberapa ikon wisata secara khusus yang dapat Anda kunjungi di wilayah ini.
 
Mercusuar Anyer


Mercusuar Anyer telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, dibangun sebagai penanda arah kapal-kapal VOC yang melintasi selat Sunda. Mercusuar ini dibangun pada tahun 1806, namun sempat rusak terkena letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Pada tahun 1885, pemerintah kolonial Belanda membangun kembali mercusuar ini di tepi pantai untuk menghindari abrasi. Pada fondasi mercusuar lama terdapat tulisan 0 KM Anyer-Panarukan 1806 yang menandai dibuatnya jalan Anyer-Panarukan yang hingga kini masih digunakan. Mercusuar Anyer terletak di Desa Cikoneng.

Karang Bolong


Sesuai dengan namanya, Karang Bolong adalah karang yang berlubang, terletak di Desa Cinangka. Bila Anda berkunjung ke Anyer, sempatkanlah untuk mampir ke Pantai Karang Bolong. Karang besar yang berlubang mendominasi pemandangan di pantai ini, membentuk semacam gerbang menuju laut.

Di sini, wisatawan dapat menaiki tangga batu untuk menikmati pemandangan pantai dari atas. Di sekitar pantai ada sebuah sungai kecil yang mengalir, yang biasanya digunakan untuk membilas tubuh setelah bermain di laut.

Kampung Wisata Alam Anyer


Setelah menikmati keindahan pantai, ada baiknya Anda juga menikmati keseniang dan budaya tradisional di Kampung Wisata Alam Anyer. Di sini seringkali diperagakan berbagai kesenian, salah satunya adalah debus Banten. Selain itu, Anda dapat menyaksikan permainan anak-anak, kesenian angklung, kerajinan gerabah, dan sebagainya.

Di sini juga merupakan tempat yang tepat untuk mencoba makanan khas, seperti nasi bambu bakar dan minuman bandrek. Di kampung ini juga disediakan permainan modern seperti ATV dan flying fox. Kampung Wisata Alam berlokasi sekitar 50 meter sebelum Pondok Layung Resort di Jalan Raya Anyer Karang Bolong KM 133.

Benteng Speelwijk


Untuk melengkapi wisata Anda ke Anyer, kunjungi juga Benteng Speelwijk di Desa Banten Lama. Lokasi objek wisata sejarah ini berada di utara Masjid Agung Banten. Di seberang benteng Anda akan menemukan Vihara Avalokitesvara. Benteng ini dulunya bekas Kesultanan Banten. Namun pada tahun 1785 Belanda berhasil mengambil alih dan menjadikannya benteng. Walaupun menjadi saksi sejarah, sayang wilayah benteng ini tidak terawat.

Untuk menuju ke tempat-tempat di atas, dari Jakarta Anda tinggal mengikuti tol Jakarta-Merak. Rute yang biasa diambil adalah keluar dari gerbang tol Cilegon Timur di KM 87 dan mengikuti jalan menuju ke Anyer.

Keluar dari tol, jalanan cukup buruk dan sering tergenang air setelah hujan turun. Inilah yang membuat banyak orang malas pergi ke Anyer dan Carita. Selain jalanan yang buruk, Anda juga harus bersaing dengan truk-truk bermuatan berat di jalanan sempit ini.

Pilihan lain adalah mengikuti jalan tol Jakarta-Merak, dan keluar di gerbang tol Cilegon Barat di KM 95. Dari sini Anda akan menembus Kawasan Industri Krakatau untuk sampai ke Anyer. Rutenya sedikit lebih panjang tetapi kondisi jalan agak sedikit lebih baik dan lebar, serta tidak terlalu banyak truk.

Nah, selamat menikmati pantai-pantai di Banten!
Read More
by · No comments:

Air Terjun Sipiso-piso, Permata di Tanah Karo

Ketika seseorang berkunjung ke Sumatera Utara, tujuan utama wisata mereka pastilah Danau Toba. Air terjun Sipiso-piso pun berada di tepi Danau Toba, sayangnya objek wisata yang sangat menarik ini kurang dikunjungi wisatawan karena letaknya di tepi yang berbeda dengan kota Parapat, di mana wisatawan biasanya berkunjung.
Sipiso-piso terletak di sebelah utara Danau Toba, sekitar 24 kilometer dari Kabanjahe. Air terjun ini merupakan yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 120 meter. Air terjun Sipiso-piso terbuat dari sungai bawah tanah di plato Karo yang mengalir melalui sebuah gua di sisi kawah Danau Toba. 
Ketika saya berkesempatan berkunjung ke tempat ini, pemandangan air terjun sungguh luar biasa. Air terjun yang kecil namun tinggi jatuh di antara tebing berwarna kehijauan. Dari gardu pandang yang dibangun pemerintah di Merek ini pengunjung tidak hanya dapat menikmati pemandangan air terjun, melainkan juga Danau Toba. 
Air terjun Sipiso-piso berada di sekitar 800 meter di atas permukaan air laut. Air terjun itu deras mengalir ke bawah mengiris bukit-bukit hijau yang ditumbuhi pohon pinus. Sipiso-piso sendiri arti harafiahnya adalah “pisau”. 
Anda tidak hanya dapat melihat air terjun dari kejauhan, namun turun untuk mendekatinya. Tangganya terjal dan cukup jauh sehingga pastikan anda memiliki stamina yang kuat serta membawa bekal air minum. Turunnya mungkin tidak menjadi masalah, namun untuk naik kembali ratusan tangga setelah selesai bermain-main air di bawah tentu cukup melelahkan. 
Gardu pandang ini sendiri cukup luas, dan ketika itu banyak dikunjungi oleh wisatawan setempat. Sayangnya infrastruktur di gardu pandang ini kurang memadai. Hanya ada fasilitas dasar seperti toilet dan warung, yang menurut saya jumlah serta kebersihannya kurang memadai. Pengunjung yang ingin mengeksplorasi daerah ini lebih lanjut sebaiknya menginap di desa terdekat, yaitu Tongging. 

Tongging
Tongging berada di tepi Danau Toba, di bagian utara. Di Tongging anda dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti misalnya berenang di danau, melakukan trekking di hutan, atau mengunjungi satu air terjun kecil bernama Sidompak. Anda dapat naik ke Gunung Sipiso-piso, dan melakukan paragliding dari puncaknya.
Selain berenang, anda juga dapat naik perahu yang disewa dari nelayan setempat untuk berkeliling danau. Bersepeda dari satu desa ke desa lain juga merupakan aktivitas menyenangkan untuk melihat kehidupan sehari-hari penduduk Karo. Bagi anda penggemar kain-kain etnik, anda dapat pergi ke Desa Silalahi di Sabungan, Dairi. Desa ini terletak sekitar 11 km dari Tongging. 
Penduduk Desa Tongging kebanyakan adalah nelayan dan petani. Mereka bertani padi dan bawang serta mencari ikan di danau Toba. Ikan mas arsik dan ikan nilai merah merupakan jenis ikan yang umum diternakkan di Danau Toba. Anda harus mencoba sajian ikan dengan bumbu tradisional 
Beberapa pilihan akomodasi di Tongging antara lain Wisma Sibayak, Wisma parultop, dan Roman Sinasi Bungalows, yang semuanya ada di Jalan Silalahi, Tongging. Berwisata ke sini sangat cocok untuk para backpacker dengan anggaran terbatas karena akomodasi pun murah meriah. 

Menuju ke Sipiso-piso
Ketika saya berkunjung ke Sipiso-piso, saya sedang melakukan perjalanan mengelilingi Sumatera Utara dengan awal di Berastagi, melalui Kabanjahe, ke Sipiso-piso, Pematang Siantar, Parapat, Tuk-Tuk, dan berakhir di Bukit Lawang. 
Karena anggaran yang terbatas, saya memilih menggunakan angkutan umum melalui jalan lintas Pematang Siantar. Dari Berastagi saya menggunakan bus umum yang menuju ke Kabanjahe –ibu kota kabupaten Tanah Karo , dengan tarif kurang dari 5 ribu rupiah. 
Di Kabanjahe, saya menaiki angkutan pedesaan yang melintasi Merek. Dari pertigaan jalan utama, saya memilih becak motor untuk sampai di gardu pandang. Dari gardu pandang Anda masih harus menempuh perjalanan dengan angkutan umum atau becak ke Tongging, dengan jalanan yang menurun. 
Bagi Anda yang menggunakan kendaraan pribadi, perjalanan ke Sipiso-piso lebih mudah. Dari Berastagi, Anda hanya akan membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Pemandangan alam dan pedesaan di Tanah Karo sangat menarik, sayangnya jalanan kurang baik. Jadi, berhati-hatilah.

Read More
by · No comments:

Pantai Megalitikum di Ujung Barat Sumba

Sumba barat daya menunjukkan keindahannya melalui Kampung Ratenggaro. Kampung ini istimewa karena terletak pada sebuah tebing di tepi pantai Ratewoyo. Posisinya menghadap ke lautan lepas dengan ombak yang besar memecah karang. Lurus ke depan, tak ada lagi daratan hingga tiba di Afrika.
Kampung ini semula terletak di tanjung yang letaknya tepat di tepi pantai. Namun abrasi dan pasang laut menyebabkan air masuk ke rumah, sehingga penduduk memutuskan untuk memindahkan kampung ke tebing yang lebih tinggi.
Pada bekas kampung di tepi pantai masih tersisa kumpulan kubur batu megalitikum. Bentuknya berbeda dengan kubur batu lempengan bertiang seperti di kota Waikabubak. Kubur batu yang ada di sini terbuat dari batu utuh dengan tinggi lebih dari dua meter dan dihiasi tulisan serta gambar kuno.
Duduk di samping kubur batu kuno menyaksikan pantai cantik dengan ombak berdebur, saya mengerti kenapa Sumba begitu dipuja akan kekayaan budaya dan kecantikan alamnya. Pantai berpasir putih lembut diapit karang dan tebing tinggi mengingatkan saya pada Tanah Lot di Bali. Tentu saja, pantai ini jauh lebih indah dan sangat sepi. Sayangnya saya datang saat mendung sehingga tak bisa menyaksikan senja.
Di pantai itu saya bertemu dengan bapak tua bernama Thomas yang memainkan alat musik tradisional yang terbuat dari kayu. Petikan dawainya menambah suasana magis yang rasa rasakan di tempat itu. Kelelahan akibat perjalanan dengan motor selama dua jam langsung hilang.


Kampung tersebut terletak di daerah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya. Kodi ada di ujung barat pulau Sumba. Tempat ini berjarak sekitar 80 kilometer dari kota tempat saya menginap, Waikabubak. Dilihat di peta jalan ini agak memutar, tapi inilah jalan yang kondisinya paling baik.
Kali ini saya diantar oleh pemandu bernama Timoteus Pingge, penduduk asli Sumba. Meskipun dia bilang jalan yang kami lewati kondisinya paling baik, tetap saja kami harus melewati kubangan dan jalan berlubang. Sepanjang perjalanan kami bertemu rombongan anak-anak sekolah yang tersenyum ramah dan menyapa setiap pengendara yang berpapasan dengan mereka. “Siang ibu, siang bapa,” kata mereka. Awan mendung menggantung sehingga beberapa kali kami harus berteduh dari hujan.
Sawah, rumah di tepi jalan dengan kubur batu di halaman, jurang dan hutan menjadi suguhan yang menakjubkan untuk mata sepanjang perjalanan. Sebelum berangkat, kami membeli oleh-oleh penduduk desa. Rokok untuk bapak-bapak, sirih pinang untuk para ibu dan permen untuk anak-anak.
Tinggal di daerah yang begitu cantik tak banyak berpengaruh terhadap kesejahteraan warga kampung. Hanya segelitir dari mereka yang mencari penghidupan dari laut. Apalagi, kampung ini hanya terdiri atas lima rumah adat. Kebakaran yang terjadi empat tahun lalu membakar nyaris seluruh rumah di kampung. Dari 13 rumah, hanya satu yang selamat.


Kampung adat Sumba memang punya risiko kebakaran yang tinggi. Atap rumah yang terbuat dari ilalang mudah terbakar pada musim kemarau. Api menjalar terbawa angin, sehingga kebakaran biasanya memusnahkan seluruh rumah di kawasan.
Membangun ulang rumah adat tidak murah. Warga kampung bercerita bahwa sebuah rumah membutuhkan empat tiang utama agar tetap tegak berdiri. "Satu kayu harganya sama dengan seekor kerbau besar," kata para penghuni kampung. Itu baru biaya untuk tiang utama, belum menghitung biaya untuk membangun dinding, lantai dan atap. Selain biaya yang mahal, bahan-bahan yang semula mudah didapat dari hutan kini semakin sulit dicari.
Selanjutnya saya mengunjungi Kampung Paronabaroro. Kondisi kampung di daerah ini berbeda dengan kampung yang saya jelajahi di kota Waikabubak sebelumnya. Letaknya yang terpencil membuat kampung ini masih sangat sederhana. Kepercayaan Marapu masih dipegang erat oleh para penghuninya.
Perempuan tua mengenakan kain tanpa penutup dada. Pria dan wanita mengunyah sirih pinang yang membuat ludah mereka berwarna merah kesumba. Kebiasaan ini dimulai sejak umur belasan dan membuat bibir nampak merah seakan memakai gincu. Kuda tertambat di samping rumah sebagai lambang status sosial keluarga.
Jalan masuk menuju kampung ini berupa jalan setapak sepanjang kira-kira 4 kilometer. Pada bagian depan kampung terdapat tanah lapang penuh kubur batu yang lebih baru. Sebagian sudah dimodifikasi dengan menggunakan semen, bukan lagi batu utuh.
Kubur batu dengan usia lebih tua terletak di bagian tengah kampung. Kompleks kubur batu mengelilingi sebuah altar tempat pelaksanan upacara adat. Tak sembarang orang boleh menginjakkan kaki ke tempat yang dianggap keramat itu.
Listrik baru saja masuk di kawasan ini pada akhir bulan Januari. Sumber listrik berasal dari genset yang bahan bakarnya diisi dengan cara patungan dengan beberapa kampung di sekitar. Untuk menghemat biaya, mereka hanya menggunakannya pada malam hari.
Read More
by · No comments:

Taman Laut di Raja Ampat

Siapa bilang di tanah Papua tidak ada objek pariwisata bahari yang memukau? Selama ini Papua lebih dikenal dengan eksotisme kebudayaannya yang sederhana serta sumber daya alamnya yang melimpah. Namun, datanglah ke Raja Ampat, dan nikmati keindahan terumbu karang, lengkap dengan biota laut menawan serta pemandangan bahari yang mengesankan.

Tak salah bila kemudian Putri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata menyatakan kekagumannya pada kawasan ini setelah melakukan penyelaman, merasakan sajian panorama bawah laut Raja Ampat yang sangat memikat. Penggemar snorkeling dan diving memang dijamin tidak akan kecewa. Sebaliknya, mereka bakal terpanggil untuk datang dan datang lagi.

Raja Ampat adalah pecahan Kabupaten Sorong, sejak 2003. Kabupaten berpenduduk 31 ribu jiwa ini memiliki 610 pulau (hanya 35 pulau yang dihuni) dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2, namun hanya 6.000 km2 berupa daratan, 40.000 km2 lagi lautan.

Pulau-pulau yang belum terjamah dan lautnya yang masih asri membuat wisatawan langsung terpikat. Kepulauan Raja Ampat terletak di barat laut kepala burung Pulau Papua, dengan kurang lebih 1500 pulau kecil dan atoll serta 4 pulau besar utama, yakni Misol, Salawati, Bantata dan Waigeo. Inilah yang kemudian menjadikan Raja Ampat taman laut terbesar di Indonesia.

Wilayah ini sempat menjadi incaran para pemburu ikan karang dengan cara mengebom dan menebar racun sianida. Namun, masih banyak penduduk yang berupaya melindungi kawasan itu sehingga kekayaan lautnya bisa diselamatkan. Terumbu karang di laut Raja Ampat dinilai terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persennya berada di perairan ini. Ditemukan pula 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak), dan 537 jenis hewan karang. Luar biasa!


Bank Dunia bekerja sama dengan lembaga lingkungan global menetapkan Raja Ampat sebagai salah satu wilayah di Indonesia Timur yang mendapat bantuan Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap) II, sejak 2005. Di Raja Ampat, program ini mencakup 17 kampung dan melibatkan penduduk lokal. Nelayan juga dilatih membudidayakan ikan kerapu dan rumput laut.

Khusus untuk Anda yang tidak tertarik dengan aktivitas menyelam, hamparan laut biru yang membiaskan keindahan langit, taburan pasir putih yang memancarkan kilaunya bagaikan mutiara, bisa dinikmati. Selain itu, masih ada gugusan pulau-pulau yang memesona dan flora serta fauna unik seperti cenderawasih merah, cenderawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis bunga anggrek.

Papua Diving di pulau Mansuar adalah salah satu resort terkemuka yang berada di kawasan ini. Wisatawan-wisatawan mancanegara penggemar selam betah selama berhari-hari bahkan sebulan berada di Raja Ampat menikmati keindahan yang ada di sana dan menginap di Papua Diving.


Maximillian J Ammer, warga negara Belanda pemilik Papua Diving Resort yang juga pionir penggerak wisata laut kawasan ini, harus mati-matian menyiapkan berbagai fasilitas untuk menarik turis dari mancanegara. Sejak memulai usahanya delapan tahun lalu, banyak dana harus dikeluarkan. Namun, hasilnya juga memuaskan. Setiap tahun resor ini dikunjungi minimal 600 turis spesial yang menghabiskan waktu rata-rata dua pekan.

Penginapan sangat sederhana yang hanya berdinding serta beratap anyaman daun kelapa itu bertarif minimal 75 euro atau Rp 900.000 semalam. Jika ingin menyelam harus membayar 30 euro atau sekitar Rp 360.000 sekali menyelam pada satu lokasi tertentu. Kebanyakan wisatawan datang dari Eropa. Hanya beberapa wisatawan asal Indonesia yang menginap dan menyelam di sana.

Pulau Kri, Waigeo, serta Misool juga menyiapkan resort buat pengunjung. Di pulau Misool ada Eco Resort yang dibangun dengan menerapkan prinsip-prinsip konservasi alam yang ketat. Ada kesepakatan dengan penduduk adat di sekitar wilayah tersebut untuk menjaga ekosistem terpadu yang disebut “No Take Zone” yakni melarang eksploitasi pengambilan apapun dari laut, mulai dari berburu kerang, telur penyu,sirip ikan hiu sampai hanya sekedar mencari ikan. Secara ekstrim, malah di eco resort ini mengharamkan penggunaan antiseptik karena limbah buangannya dikhawatirkan akan membunuh ekosistem terumbu karang di sekitarnya.

Beberapa resor menetapkan harga relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas lengkap. Wisatawan dengan biaya terbatas juga dapat memanfaatkan resort milik pemerintah yang jauh lebih murah di daerah Waisai, ibu kota Raja Ampat.

Anda harus terbang dulu ke Bandara Domne Eduard Osok, Sorong, Papua, lalu langsung menuju lokasi dengan kapal cepat berkapasitas sekitar 10 orang yang tarifnya Rp 3,2 juta sekali jalan. Perlu waktu sekitar 3-4 jam untuk mencapai kawasan Raja Ampat khususnya ke Pulau Mansuar.

Untuk berkeliling pulau yang diinginkan, kita dapat menyewa speedboat kapasitas 10 orang dengan harga Rp 3-5 juta per 8 jam, tergantung kepandaian kita menawar. Kita juga bisa mengambil paket wisata dengan mengunjungi perkampungan untuk melihat tanaman dan hewan khas setempat seperti burung Cendrawasih.

Untuk masuk ke kawasan Raja Ampat, setiap orang harus membayar biaya masuk sebesar Rp 250 ribu untuk wisatawan domestik, dan Rp 500 ribu untuk wisatawan dari mancanegara. Sebuah pin bulat yang berfungsi seperti identitas ini akan kita terima, setelah membayar biaya tersebut.

Uniknya, pin ini berlaku untuk satu tahun, sejak 1 Januari hingga 31 Desember. Jadi jika dalam satu tahun itu kita bolak-balik mengunjungi Raja Ampat, hanya perlu membayar biaya masuk satu kali saja. Tentu saja pin tadi tidak boleh hilang dan harus kita kenakan sebagai tanda pengenal.
Read More